ILLIZA SA'ADUDDIN DJAMAL: KAMI INGIN WARGA BANDA ACEH MENJADI MUSLIM SECARA KAFFAH

Sepak terjang Wali Kota Banda Aceh Illiza Saaduddin Djamal memimpin kota berbasis Syariat Islam menarik perhatian banyak pihak. Bunda Eli, demikian dia karib disapa ingin menjadikan Banda Aceh sebagai kota madani. Apa saja yang telah dilakukan Illiza?

Berbincang santai dengan Illiza di kediaman pribadinya di wilayah Kuta Alam, Banda Aceh, Jumat (4/3/2016) malam. Illiza yang tampil cantik dengan hijab warna hitam ditemani Kabag Humas Pemkot Banda Aceh Wirzaini Usman, Kadis Kebudayaan dan Pariwisata M Rizha, Kadis Syariat Islam Mairul Hazami, dan Sekda Kota Aceh Bahagia.

Pembicaraan mengalir santai dari soal rumah pribadinya yang pernah diterjang tsunami tahun 2004 lalu hingga soal perubahan-perubahan yang sudah terjadi di Banda Aceh. Illiza menuturkan saat kediaman pribadinya diterjang tsunami, dia dan keluarga sempat mengamankan diri di genteng rumah.

"Airnya dulu sampai lantai dua," tuturnya. Setelah tsunami berlalu, Illiza merenovasi sebagian rumahnya yang rusak. Dan kini, rumah asri yang punya halaman cukup luas itu menjadi pusat pengajian warga sekitar rumahnya.

Soal perubahan di kotanya, Illiza banyak cerita soal reformasi birokrasi yang digagasnya bersama jajaran Pemkot Banda Aceh. Sejumlah perubahan sudah terjadi, utamanya soal modernisasi tata kelola pemerintahan.

"Kita sekarang menuju smart city, green city, liveable city. Semua yang kita bicarakan ini membicarakan kota madani. Bagaimana Banda Aceh ini menjadi kota madani secara menyeluruh. Kemadanian itu harus diterjemahkan di era sekarang," kata Illiza.

Bidang reformasi birokrasi, Pemkot Banda Aceh, seperti kota maju-maju lainnya, mulai beralih ke e-Goverment. Menariknya, aplikasi-aplikasi terkait e-Goverment di Banda Aceh dibuat secara mandiri oleh staf-staf Pemkot.

"Ada 80 sekian aplikasi yang dilahirkan staf-staf Pemkot. Alhamdulillah, dari situ kita dapat banyak penghargaan terkait tata kelola pemerintahan, pelayanan, perizinan, WTP (opini Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK -red) 7 kali berturut-turut, adipura, tata tertib lalu lintas, pemberdayaan perempuan, tata nugraha," tutur ibu empat anak itu seraya menambahkan APBD Banda Aceh 2015 'hanya' Rp 1,4 triliun.

Salah satu aplikasi e-Goverment yang dihasilkan Pemkot Banda Aceh adalah e-Kinerja. Aplikasi ini memungkinkan trio pengambil keputusan Kota Banda Aceh, yaitu Wali Kota, Wakil Wali Kota, dan Sekda Kota, menilai kinerja bawahannya secara rinci dan objektif. 

Ada juga aplikasi yang menghubungkan seluruh CCTV di kantor Pemkot ke tablet yang dipegang Illiza. Sehingga, Illiza bisa memantau kondisi dan kinerja kantornya dari perangkat mobilenya.

"Untuk siswa, ada e-Absensi, kehadiran siswa bisa dipantau secara online. Kita juga punya aplikasi sistem informasi pembangunan berbasis masyarakat, masih pilot project, sekarang ada di 9 desa. Database ini komprehensive, siapa yang putus sekolah, data ibu-ibu hamil, ibu-ibu menyusui dari posyandu ada recordnya. Bisa dikontrol lewat SMS, misal 'Bu sudah waktunya cek kontrol'. Update datanya langsung dari masyarakat, dari kepala desa. Pilot project ini belum setahun, dan itu cukup berhasil," tuturnya.

Ada juga program cyberisasi masjid, yang juga pilot project di 10 masjid yang akan segera launching. Banda Aceh juga terlibat dalam pilot project nasional Open Data Goverment Indonesia yang juga melibatkan Jakarta dan Bandung. Keterlibatan Banda Aceh karena penerapan e-Goverment di sini dinilai baik. 

Di kancah internasional, Banda Aceh banyak terlibat dalam organisasi-organisasi kota dunia. "Sister city Banda Aceh dengan kota di Turki, Korea, Jepang, Kroasia, Belanda dengan Rotterdam," tuturnya.

Illiza mengatakan Pemkot Banda Aceh sedang dan terus berkomitmen untuk mengembangkan infrastruktur dan tata ruang kota. Ruang terbuka hijau dan pembuatan jalan baru terus digenjot untuk kemajuan Banda Aceh. Saat ini, Pemkot sedang memulai pembangunan flyover.

"Kita juga memperkuat bidang mitigasi bencana, agar Banda Aceh ini jadi kota tangguh bencana, resilient city," ujar politikus PPP ini.

Nah, selain mengembangkan Smart City dan membangun infrastruktur, Illiza terus menjaga dan meningkatkan penerapan syariat Islam di Banda Aceh. Dakwah umum dengan mengundang ustad-ustad ternama digelar setiap bulan. Petugas syariah ditempatkan di tiap-tiap desa. Ustadz serta ustadzah disebar secara kontinu ke pelosok-pelosok kota untuk menggelorakan kehidupan berbasis syariat Islam.

"Kami ingin warga Banda Aceh menjadi muslim secara kaffah," ujarnya.

0 Response to "ILLIZA SA'ADUDDIN DJAMAL: KAMI INGIN WARGA BANDA ACEH MENJADI MUSLIM SECARA KAFFAH"

Post a Comment