Empat pemuda Aceh di depan gedung UNPO, Den Haag
Foto: Istimewa
|
Fron Pembebasan Nasional Aceh-Sumatera atau Acheh-Sumatra National Liberation Front (ASNLF) akan menggelar Majelis Umum di Belanda. Hajatan besar itu diselenggarakan dari tanggal 25 sampai 27 Maret di Den Haag. Demikian tertulis Presss Release yang diterima Redaksi Beritaberanta.
Terpilihnya Belanda sebagai tempat konferensi karena negeri kincir angin ini sudah sangat lama menjalin hubungan dengan Kesultanan Aceh. Pada abad ke-16 Sultan Alauddin Riayat Syah mengirim misi diplomasi pertama ke Eropa yang dipimpin oleh Tuanku Abdul Hamid. Di Middelburg, Zeeland, Belanda Selatan, beliau diterima oleh Pangeran Maurits. Pemimpin delegasi Aceh ini akhirnya meninggal dunia di sana dan dikubur di pekarangan gereja di kota itu.
Namun pada 26 Maret 1873 Kerajaan Belanda menyatakan perang dengan Kesultanan Aceh. Dan pernyataan perang ini tidak pernah dicabut oleh Kerajaan Belanda. Menurut hukum internasional Kerajaan Belanda secara ilegal menyerahkan Aceh kepada pemerintah Hindia Belanda, yang sekarang lebih dikenal dengan Indonesia. Demikian terbaca di Press Release.
Selain itu di Belanda banyak sekali disimpan buku-buku dan dokumen tentang Aceh, terutama di KITLV (Het Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkund) di Leiden.
Majelis Umum ini antara lain akan memilih pengurus baru, setelah pengurus lama memberikan pertanggung jawabannya. Di sela-sela muktamar akan diselenggarakan kunjungan ke museum tentara Belanda Bronbeek.
Majelis Umum akan dihadiri oleh delegasi Aceh dari seluruh dunia. Sejak bergabung kembali di UNPO (Unrepresented Nations and Peoples Organization = Bangsa-bangsa Yang Tidak Terwakili) yang berkedudukan di Den Haag pada 2014, ASNFL sering mengirim delegasinya ke Belanda untuk pemberdayaan dalam rangka perjuangan untuk menentukan nasib sendiri. Demikian kutipan dari Press Release ASNLF.
sumber: beritabelanda.com
0 Response to "ACHEH-SUMATRA NATIONAL LIBERATION FRONT (ASNLF) GELAR KONFERENSI DI BELANDA"
Post a Comment