POTENSI BISNIS LADA DI ACEH CUKUP MENJANJIKAN

Lada atau merica (Piper Albi Linn), merupakan salah satu komoditi hasil perkebunan yang cukup menjanjikan di Aceh. Saban hari, tanaman perkebunan tersebut semakin menjadi tanaman paling disukai oleh warga, terutama petani kebun.


“Selama ini, bukan hanya petani, tapi warga biasa juga banyak yang menanam lada di halaman rumah mereka, tapi tidak dalam jumlah banyak, satu, dua sampai lima batang,” ujar Misbahuddin, petani lada di Nisam Antara, Aceh Utara, Aceh, kepada Cendana News, Senin (7/3/2016).

Ia menambahkan, selama ini banyak petani kebun yang sebelumnya menanam pinang dan sebagainya, beralih menanam tanaman lada. Menurutnya, lada menjadi salah satu komoditi favorit selama ini, karena harganya yang terbilang cukup tinggi.

“Harga jenis lada kering putih, kini dihargai Rp. 150 ribu hingga Rp. 180 ribu per kilogram, sedangkan lada hitam Rp. 100 ribu hingga Rp. 130 ribu per kilogram. Harganya tergolong cukup tinggi dan sejauh ini harganya stabil,” katanya.

Selain itu, permintaan lada yang merupakan salah satu tanaman rempah-rempah tersebut juga terbilang cukup tinggi. Karena katanya, lada atau merica tersebut hingga saat ini masih menjadi salah satu bahan utama dalam bumbu masakan.

Oleh karena itu, kata Misbah, potensi tanaman lada sangat menjanjikan. Ia sendiri, sudah menanam hingga ratusan tanaman lada. Katanya, cukup banyak petani lada yang sudah memperoleh keuntungan dari hasil tanam lada.

Proses tanam tanaman lada kata Misbah, juga tidak terlalu rumit. Usia tanaman lada juga bertahan hingga bertahun dan dapat dipanen berkali-kali. 

“Usia tanam hingga panen bervariasi, yang bibit unggul itu usia 6 bulan sudah berbunga, kalau yang biasa bisa 1 sampai 2 tahun baru panen, panennya juga bisa berkali-kali, tidak hanya sekali lalu sudah tidak bisa dipanen lagi,” pungkas Misbah.



sumber: cendananews

0 Response to "POTENSI BISNIS LADA DI ACEH CUKUP MENJANJIKAN"

Post a Comment