DEVISA NEGARA DARI KEBUN KOPI GAYO ACEH CAPAI Rp 5 TRILIUN PER TAHUN

Kopi Arabica yang tumbuh dan berkembang di dataran tinggi Gayo memang membawa berkah bagi warganya, bahkan karena besarnya devisa negara dari Kopi Gayo ini, Bupati Aceh Tengah, Nasaruddin menyebutkan kemampuan ekonomi rakyat melebihi Pemerintah Daerah setempat.

"Kopi Gayo dari hasil kebun rakyat sudah mampu menghasilkan kurang lebih Rp 5 Triliun devisa negara pertahun," ungkap bupati ketika membuka Rakerwil Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Medik Indonesia (Patelki) ke-6 se Aceh di Takengon, Sabtu (26/03/2016).

Bupati Aceh Tengah, Nasaruddin
Jumlah tersebut menurut Bupati Aceh Tengah berarti 4 kali lebih besar dari APBK Aceh Tengah yang hanya berkisar Rp 1,25 Triliun per tahun.

Besarnya devisa dari hasil perkebunan kopi masyarakat tersebut, diantaranya tidak terlepas dari penetapan Indikasi Geografis (IG) Kopi Arabica Gayo.

Penetapan IG tersebut berdampak bagi importir yang menginginkan atau mencari kualitas kopi asli sesuai dengan wilayah asalnya, sehingga secara tidak langsung meningkatkan nilai tawar Kopi Arabica Gayo.

Sesuai data Pemkab Aceh Tengah saat ini Kopi Arabica Gayo sudah diekspor ke 17 negara diseluruh benua dengan importir terbesar negara Amerika Serikat. "Sejauh ini ekspor terbesar Kopi Gayo masih ke Amerika, dan secara bertahap grafik ekspor ke Uni Eropa dan Asia Pasifik juga sudah mulai meningkat," demikian Bupati Aceh Tengah, Nasaruddin.



0 Response to "DEVISA NEGARA DARI KEBUN KOPI GAYO ACEH CAPAI Rp 5 TRILIUN PER TAHUN"

Post a Comment