DITULIS, JANGAN DIPIKIR...!!!

Ilustrasi
Tulis apa yang terpikir, tulis apa yang terlintas di kepala. Jangan ragu, rangkai kata-kata itu menjadi kalimat, buat kalimat-kalimat menjadi sebuah paragraf, maka dari paragraf itu akan tercipta satu cerita yang tercipta untuk lembara-lembaran halaman yang tidak akan pernah kita sadari.

Apa yang harus kita tulis? Banyak huruf dan angka yang kita tahu, banyak kata yang kita bisa buat, kata-kata itu nantinya akan menjadi sebuah rangkaian kalimat yang akan memiliki arti mendalam pastinya. Kemudian kalimat itu akan terangkai dengan kalimat-kalimat lainnya sehingga akan terbentuk beberapa kalimat yang akan menjadi sebuah makna mendalam untuk kita pahami.

Kenapa kita menulis? Kita menulis tidak harus jadi penulis, kita menulis tidak harus jadi wartawan, kita menulis tidak juga harus jadi orang lain. Tapi menulis lah untuk diri sendiri, jangan pernah bawa orang lain dalam tulisan kita, buat tulisan itu adalah diri kita, ekspresikan diri kita dalam tulisan itu, tulis apa yang kamu pikirkan, jangan pikirkan apa yang harus kamu tulis.

Kenapa diri kita? Apa yang kita tau tentang orang lain, apa yang kita tau tentang negeri ini, apa yang kita tau tentang apapun yang ada disini dan disana. Tapi kita pasti tau apa yang ada pada diri kita sendiri, kita pasti tau apa yang sedang kita alami, kita pasti tau apa yang harus kita lakukan, kita pasti tau kemana harus membawa diri ini.

Jadi jangan pernah ragu untuk menulis, tulislah tentang diri kita, buat huruf-huraf menjadi kata, rangkai kata itu menjadi kalimat, maka kita pasti akan tau apa arti kalimat yang kita tulis tersebut. Baru terakhir akan tampak arti apa yang hendak kita capai dari tulisan tentang diri sendiri, apa tulisan tersebut yang kamu pikirkan? Atau sebaliknya kamu harus memikirkan apa yang harus kamu tulis?

Lebih bagusnya kalau kita menulis apa yang ada dipikiran bukan memikirkan apa yang harus kita tulis. Dimana kita bisa belajar sendiri dengan apa yang akan tertulis disana, dalam hal ini kita tidak akan menjadikan diri sendiri menjadi beban dalam rangkaian kata yang hendak kita tulis.

Kalau memang kita harus memikirkan apa yang harus kita tulis. Kita pastinya dibebankan harus memiliki data, fakta, bukti, akuntabilitas, stabilitas, pertimbangan sana sini, dan disana secara tidak langsung kita akan kembali lagi ke awal dimana kita mulai menulis, yaitu membaca membaca dan membaca.

Secara tidak langsung, hal itu akan dengan sangat mudah membuat kita bosan dan membuat kita merasa kita tidak bisa menulis dan berbuat seperti mereka. Padahal kita sendiri yang telah menjeruskan diri kita dan membawa otak untuk terus berpikir tentang tulisan apa yang kita baca tersebut. Padahal ketika membaca disana kita telah mempunyai data, bukti dan segala macam hal yang akan kita tulis nantinya. Tapi karena otak kita telah terjerumus dalam bacaan tersebut, maka membuat kita harus mengulang berulang kali bacaan mereka sehingga akan menghabiskan waktu kita untuk membaca hal-hal yang sangat tidak penting itu.

Kenapa pula kita harus membaca tulisan yang tidak ada apa-apa itu? Padahal waktu membaca itu bisa kita gunakan untuk menulis menulis dan menulis. Kita secara tidak sadar akan membuat satu tulisan yang awalnya kita anggap tidak bermakna, tapi akan memiliki arti yang sangat penting untuk untuk kita sendiri, terlepas orang mau berkata apa tentang tulisan kita, yang penting kita tulis tulis dan tulis.

Biarkan mereka mengkritik apa yang kita tulis, anggap kritikan itu hal bodoh, jangan pernah marah akan kritikan itu, karena pastinya mereka mengkritik hal-hal yang konyol dan pastinya tidak pernah terlintas di kepala kita (ingat tulis apa yang kalian pikirkan).


*Catatan kecil

0 Response to "DITULIS, JANGAN DIPIKIR...!!!"

Post a Comment